Rabu, 10 Juli 2013

TI dalam Bimbingan dan Konseling Pribadi

Oleh Alfian Hendra Kusuma
11.0301.0057
A.    Bimbingan dan Konseling Pribadi
1.      Pengertian bimbingan dan konseling pribadi
Menurut Sukardi (2008: 53) dalam bidang bimbingan pribadi, pelayanan bimbingan dan konseling di SMP, SMA/SMK membantu siswa menemukan dan mengembangkan pribadi yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mantap dan mandiri serta sehat jasmani dan rohani. Sejalan dengan pendapat di atas menurut Tohirin (2007: 123-124) bimbingan pribadi adalah jenis bimbingan yang membantu siswa dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah pribadinya. Masalah atau problem siswa yang berlarut-larut akan mengakibatkan frustasi dan neurosis. Masalah timbul karena siswa merasa kurang berhasil dalam menghadapi dan menyesuaikan dirinya sendiri.
Jadi bidang pengembangan kehidupan pribadi, yaitu bidang pelayanan bimbingan dan konseling yang membantu peserta didik dalam menilai dan mengembangkan kecakapan, minat, bakat, dan karakteristik kepribadian diri sendiri untuk mengembangkan diri sendiri secara realistik.
2.      Tujuan bimbingan dan konseling pribadi
Berdasarkan dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa bimbingan pribadi bertujuan membantu individu agar bisa memecahkan masalah-masalah pribadi yang muncul dalam diri individu. Tujuan umum bimbingan pribadi adalah membantu memandirikan individu dalam hidupnya dan mengembangkan potensi-potensi mereka secara optimal. Tujuan umum ini diarahkan pada pengenalan diri sendiri dan lingkungan. Tujuan-tujuan tersebut secara lebih khusus lagi dapat dirumuskan dalam bentuk berbagai kompetensi yang perlu dimiliki bagi keefektifan kehidupan individu sehari-hari, termasuk kompetensi dalam mengantisipasi, menangani dan memecahkan suatu masalah.
Dalam hal ini Prayitno (2006: 23) menjelaskan bahwa tujuan bimbingan pribadi dimaksudkan siswa dapat mengenal kekuatan dan kelemahan yang ada pada dirinya sendiri serta menerimanya secara positif dan dinamis sebagai modal untuk mengenal lingkungannya dan merancanakan masa depannya. Pengenalan siswa terhadap lingkungannya dapat diartikan bahwa siswa dapat mengenal secara objektif lingkungannya, baik sosial dan ekonomi, lingkungan budaya yang sarat dengan nilai dan norma, maupun lingkungan fisik, dan menerima berbagai kondisi lingkungan tersebut secara positif dan dinamis. Pengenalan lingkungan ini meliputi lingkungan rumah, sekolah, alam dan masyarakat sekitarnya, dengan tujuan agar menunjang proses penyesuaian diri siswa dengan lingkungannya, serta dapat memanfaatkan sebesar-besarnya untuk pengembangan diri secara mantap dan berkelanjutan.
Dengan bimbingan pribadi dan pengenalan lingkungan tersebut, dimaksudkan agar siswa mampu bersikap disiplin dan bisa bertanggung jawab dengan masa depannya sendiri, baik yang menyangkut bidang pendidikan, bidang karir, maupun bidang kehidupan berbudaya, keluarga, dan kemasyarakatan. Secara lebih rinci syamsu yusuf (2009: 53-54) menyatakan bahwa bimbingan pribadi bertujuan membantu siswa agar mampu mengembangkan kompetensinya sebagai berikut:
a.       Memiliki komitmen untuk mengamalkan nilai keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, pergaulan dengan teman sebaya, sekolah, tempat kerja maupun masyarakat pada umumnya.
b.      Memiliki pemahaman tentang irama kehidupan antara yang menyenangkan dan yang tidak menyenangkan, dan mampu meresponnya secara positif dan bersikap bersyukur dan bersabar.
c.       Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif, baik tentang keunggulan dan kelemahan maupun psikis dan fisik.
d.      Memiliki sikap positif dan respek terhadap diri sendiri (tidak merasa rendah diri.
e.       Memiliki pemahaman tentang potensi diri dan kemampuan untuk mengembangkannya secara produktif dan melalui cara yang kreatif.
f.       Memiliki kemampuan untuk melakukan secara sehat, atau pengambilan keputusan secara mandiri sesuai dengan nilai agama, etika dan nilai budaya.
g.      Memiliki kemampuan untuk merawat dan memelihara diri, sehingga menampilkan performanceyang menarik.
h.      Memiliki kemampuan untuk mengelola stress.
i.        Memiliki sikap optimis dalam menghadapi kehidupan dan masa depan.
3.      Aspek-aspek bimbingan dan konseling pribadi
Dalam bidang bimbingan pribadi , pelayanan bimbingan dan konseling membantu siswa menemukan dan mengembangkan pribadi yang beriman dan bertakwa terhadap tuhan yang maha esa, mantap, mandiri, serta sehat jasmani dan rohani. Bidang ini dirincikan sebagai berikut:
a.       Pengembangan sikap dan wawasan pribadi terhadap melalui sikap dan kebiasaan yang menunjukkan ketakwaan terhadap tuhan yang maha esa
b.      Pemantapan pemahaman tentang kekuatan diri dan pengembangannya untuk kegiatan yang kreatif dan produktif baik dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk peranannya di tengah masyarakat.
c.       Pemantapan pemahaman tentang bakat dan minat yang dimiliki individu tersebut dan bagaimana cara konselor untuk menyalurkan bakat anak tersebut agar tidak salah tersalurkan.
d.      Pemantapan tentang bagaimana anak tersebut memahami kekurangan dirinya dan bagaimana ia dapat mengatasi kekurangan dirinya.
e.       Pemantapan kemampuan pengambilan keputusan bagi peserta didik.
f.       Pemantapan dalam menjalankan pilihan hidup.
4.      Bentuk bimbingan dan konseling pribadi
Bidang BK pribadi ini notabene harus tetap diberikan kepada seluruh siswa, baik siswa yang bermasalah atau tidak. Bentuk-bentuk Bimbingan pribadi sebagaimana dijelaskan oleh Tohirin (2007: 125-126), ada beberapa macam bentuk layanan bimbingan pribadi, yaitu :
a.          Layanan informasi. Informasi tentang tahap-tahap perkembangan dapat mencakup perkembangan : fisik,  motorik, bicara, emosi, sosial, penyesuaian sosial, bermain, kreativitas, pengertian, moral, seks, dan perkembangan kepribadian. Sedangkan informasi tentang keadaan masyarakat dewasa ini dapat mencakup informasi tentang  ciri-ciri masyarakat maju, makna ilmu pengetahuan, dan pentingnya IPTEK bagi kehidupan.
b.      Pengumpulan data. Data yang dikumpulkan berkenaan dengan layanan bimbingan pribadi dapat mencakup identitas individu seperti nama lengkap, nama panggilan, jenis kelamin, tempat tanggal lahir, agama, alamat, bahasa daerah, anak ke, orang tua dan lain-lain, kejasmanian dan kesehatan, riwayat pendidikan, prestasi, bakat, minat, dan lain-lain.
c.       Orientasi. Layanan orientasi bidang pengembangan pribadi mencakup : suasana, lembaga dan obyek pengembangan pribadi seperti lembaga pengembangan bakat, pusat kebugaran dan latihan pengembangan kemampuan diri, tempat rekreasi, dan lain sebagainya.
5.      Materi dan pokok-pokok bimbingan dan konseling pribadi
Materi dan pokok-pokok yang terkandung dalam bidang bimbingan pribadi menurut Mugiarso, dkk (2004: 52) adalah sebagai berikut.
a.       Pemantapan sikap-sikap kebiasaan serta pengembangan wawasan dalam beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
b.      Pemantapan pemahaman tentang kekuatan diri dari pengembangan untuk kegiatan yang kreatif dan produktif baik dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk perannya di masa depan,
c.       Pemantapan pemahaman tentang bakat dan minat pribadi serta penyaluran dan pengembangan melalui kegiatan yang kreatif dan produktif,
d.      Pemantapan pemahaman tentang kelemahan diri dan usaha penanggulangannya,
e.       Pemantapan kemampuan mengambil keputusan,
f.       Pemantapan kemampuan mengarahkan diri sesuai dengan keputusan yang telah diambilnya,
g.      Pemantapan dalam perencanaan dan penyelenggaraan hidup sehat, baik secara rohaniah maupun jasmaniah.
Menurut Ma’mur Asmani (2010: 112-113) bimbingan pribadi ini dapat dirinci menjadi pokok-pokok berikut:
a.       Pemantapan sikap dan kebiasaan serta pengembangan wawasan dalam beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
b.      Pemantapan pemahaman tentang kekuatan diri dan pengembangan untuk kegiatan-kegiatan yang kreatif dan produktif, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun peranannya di masa depan,
c.       Pemantapan pemahaman tentang kelemahan diri dan usaha penanggulangannya,
d.      Pemantapan kemampuan dalam mengambil keputusan,
e.       Pemantapan kemampuan mengarahkan diri sesuai dengan keputusan yang diambilnya,
f.       Pemantapan kemampuan berkomunikasi, baik melalui lisan maupun tulisan secara efektif, dan
g.      Pemantapan kemampuan menerima dan menyampaikan pendapat serta berargumentasi secara dinamis, kreatif dan produktif.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan materi dan pokok-pokok bimbingan pribadi yaitu tentang pemantapan sikap tentang ketaqwaan,  pemantapan sikap tentang kekuatan diri yang produktif, pemahaman tentang kelamahan diri dan penanggulangannya, kemampuan pengambilan keputusan, kemampuan mengarahkan diri dan pemantapan dalam perencanaan dan penyelenggaraan hidup sehat, baik secara rohaniah maupun jasmaniah.
Pokok-pokok dalam bimbingan pribadi sebagai berikut:
a.       Penanaman dan pemantapan sikap dan kebiasaan serta pengembangan wawasan dalam beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa
b.      Penanaman dan pemantapan pemahaman tentang kekuatan diri dan pengembangannya untuk kegiatan-kegiatan yang kreatif dan produktif, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk peranan dimasa depan
c.       Pengenalan dan pemantapan pemahaman tentang bakat dan minat pribadi serta penyaluran dan pengembangannya melalui kegiatan kegiatan yang kreatif dan produktif;
d.      Pengenalan dan pemantapan pemahaman tentang kelemahan diri dan usaha-usaha penanggulangannya
e.       Pemantapan kemampuan mengambil keputusan
f.       Pengembangan kemampuan mengarahkan diri sesuai dengan keputusan yang telah diambilnya
g.      Pemantapan dalam perencanaan dan penyelenggaaraan hidup sehat, baik secara rohaniah maupun jasmaniah.
Secara lebih rinci pokok-pokok materi bidang layanan Bimbingan dan konseling pribadi untuk jenjang SD, SMP, SMA di bedakan sebagai berikut:
a.       Bidang Bimbingan Pribadi: Sekolah Dasar
1)      Penanaman sikap dan kebiasaan dalam beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2)      Pengenalan dan pemahaman tentang kekuatan diri sendiri dan penyalurannya untuk kegiatan-kegiatan yang kreatif dan produktif, baik dalam kehidupan sehari-hari di sekolah, maupun perannya di masa depan.
3)      Pengenalan dan pemahaman tentang bakat dan minat pribadi serta penyaluran dan pengembangannya melalui kegiatan-kegiatan yang kreatif dan produktif.
4)      Pengenalan dan pemahaman tentang kelemahan diri sendiri dan usaha-usaha penanggulangannya.
5)      Pengembangan kemampuan pengambilan keputusan sederhana dan mengarahkan diri.
6)      Perencanaan serta penyelenggaraan hidup sehat.
b.      Bidang Bimbingan Pribadi: Sekolah Menengah Pertama
1)      Pemantapan kebiasaan dan pengembangan sikap dalam beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2)      Pemahaman kekuatan diri dan arah pengembangannya melalui kegiatan yang kreatif dan produktif baik dalam kehidupan sehari-hari di sekolah, di masyarakat maupun untuk perannya di masa depan.
3)      Pemahaman bakat dan minat pribadi, serta penyaluran dan pengembangannya melalui kegiatan yang kreatif dan produktif.
4)      Pengenalan kelemahan diri dan upaya penanggulangannya.
5)      Pemahaman dan pengamalan hidup sehat.
c.       Bidang Bimbingan Pribadi: Sekolah Lanjutan Tingkat Atas
1)      Pemantapan sikap dan kebiasaan serta pengembangan wawasan dalam beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2)      Pemantapan pemahaman tentang kekuatan diri dan pengembangannya untuk kegiatan-kegiatan yang kreatif dan produktif, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk perannya di masa depan.
3)      Pemantapan pemahaman tentang bakat dan minat pribadi serta penyaluran dan pengembangannya melalui kegiatan-kegiatan yang kreatif dan produktif.
4)      Pemantapam pemahaman tentang kelemahan diri dan usaha-usaha penanggulangannya.
5)      Pemantapan kemampuan mengambil keputusan.
6)      Pengembangan kemampuan mengarahkan diri sesuai dengan keputusan yang telah diambilnya.
7)      Pemantapan dalam perencanaan dan penyelenggaraan hidup sehat, baik secara rohaniah maupun jasmaniah.
6.      Pelaksanaan bimbingan dan konseling pribadi
Layanan bimbingan dan konseling dapat dilaksanakan dalam beberapa cara, tergantung kepada sifat permasalahannya, jumlah siswa, kesiapan tenaga pembimbing, tersedianya waktu dan tempat. Berdasarkan pedoman pelayanan bimbingan dan konseling (Sarono, 2008)  bentuk kegiatan layanan bimbingan pribadi meliputi:
a.       Dengan cara individual, yaitu bentuk layanan bimbingan pribadi yang melayani peserta didik secara perorangan.
b.      Dengan cara kelompok, yaitu bentuk layanan bimbingan pribadi yang melayani sejumlah peserta didik melalui suasana dinamika kelompok.
c.       Dengan cara klasikal, yaitu bentuk layanan bimbingan pribadi yang melayani sejumlah peserta didik dalam satu kelas.
d.      Dengan cara lapangan, yaitu bentuk layanan bimbingan pribadi yang melayani seorang atau sejumlah peserta didik melalui kegiatan di luar kelas atau lapangan.
e.       Dengan cara pendekatan khusus, yaitu bentuk layanan bimbingan pribadi yang melayani kepentingan peserta didik melalui pendekatan kepada pihak-pihak yang dapat memberikan kemudahan.
Dalam pelaksanaan layanan bimbingan pribadi di sekolah, perlu dirancang program bimbingan yang akan dijadikan acuan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah tersebut. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan pribadi bertujuan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah pribadinya dengan menggunakan berbagai cara sesuai dengan rancangan program bimbingan dan konseling yang dijadikan acuan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah tersebut.



B.     Teknologi Informasi
Teknologi informasi adalah seperangkat alat yang membantu anda bekerja dengan informasi dan melakukan tugas-tugas yang berhubungan pemrosesan tertentu (Haag dan Keen, 1996). Teknologi informasi tidak hanya sebatas pada teknologi komputer (perangkat keras dan perangkat lunak) yang digunakan untuk memproses dan menyimpan informasi, melainkan juga mencakup teknologi komunikasi untuk mengirimkan informasi (Martin, 1999). Teknologi informasi adalah teknologi yang menggabungkan komputasi (komputer) dengan jalur komunikasi berkecepatan tinggi yang membawa data, suara, dan video (Williams dan Sawyer, 2003).
Dari ketiga pengertian di atas, maka pengertian teknologi informasi dapat disimpulkan bahwa teknologi informasi adalah gabungan antara teknologi komputer dan teknologi telekomunikasi yang memberikan informasi yang dibutuhkan oleh individu (brainware).
C.     TI dalam BK Pribadi
Sebagai salah satu profesi yang memberikan layanan sosial atau layanan kemanusiaan maka secara sadar atau tidak keberadaan profesi bimbingan konseling berhadapan dengan perubahan realitas baik yang menyangkut perubahan-perubahan pemikiran, persepsi, demikian juga nilai-nilai. Perubahan yang terus menerus terjadi dalam kehidupan, mendorong konselor perlu mengembangkan awareness, pemahaman, dan penerapannya dalam perilaku serta keinginan untuk belajar, dengan diikuti kemampuan untuk membantu siswa memenuhi kebutuhan yang serupa.
Konselor akan menjadi agen perubahan serta pembelajar yang bersifat kontinyu. Layanan Bimbingan dan Konseling menjadi sangat penting karena langsung berhubungan langsung dengan siswa. Hubungan ini tentunya akan semakin berkembang pada hubungan siswa dengan siswa lain, guru dan karyawan, orang tua / keluarga, dan teman-teman lain di rumah. Selanjutnya bagaimana pengaruhnya dengan pembelajarannya di sekolah, sosialisasi dengan teman, saudara baik di sekolah dan di rumah. Dan tentu saja dengan prestasinya di bidang akademik dan non akademik.
Berarti layanan bimbingan dan konseling harus didukung sistem yang baik sehingga. Layanan ini bisa dilaksanakan dengan lebih komprehensif. Dukungan layanan ini dapat diperoleh dari tersedianya data yang akurat yang sepertinya untuk saat ini sangat tepat apabila data tersebut didapatkan dari system komputasi. Agar bisa bertahan dan diterima oleh masyarakat, maka bimbingan dan konseling harus dapat disajikan dalam bentuk yang efisien dan efektif yatiu dengan menggunakan ICT atau dengan kata lain harus melibatkan teknologi informasi, khususnya teknologi informasi dalam bimbingan dan konseling.
Dunia teknologi telah merajai dunia, siapa yang menguasai teknologi maka ia menguasai dunia. Nampaknya juga BK harus mensinergiskan dengan teknologi yang sedang berkembang. Pesatnya komputer dan penyebarannya ternyata tidak berbanding lurus dengan perkembangan dunia konseling. Berbagai masalah dan tantangan dalam menggunakan ICT dalam dunia konseling dapat dikemukakan oleh pendapatnya Rahardjo (2000), Hardhono (2002) dalam (Nurhudaya : 2005) antara lain :
a.       Keragamaan teknologi
b.      Kurang mampu membeli ICT
c.       Kurang kesadaran akan ketepatan penggunaan ICT
d.      Informasi yang kurang komperhensif
e.       Terlalu terikat dengan menu pokok
f.       Keamanan
g.      Kolaborasi.
Kompetensi yang dimiliki konselor sekolah dalam menghadapi dunia teknologi nampaknya masih jauh. Hal ini dapat berakibat menjadi kultur shock antara teknologi dan kemapuan teknologi. Oleh karenanya konselor harus memiliki skill yang siap menghadapi konseli di dunia ICT ini.
Salah satu imbas teknologi informasi dalam BK diantaranya pada penyelenggaraan dukungan sistem. Dukungan sistem dapat berupa sarana-prasarana, sistem pendidikan, sistem pengajaran, visi-misi sekolah dan lain sebagainya. Berbicara sarana-prasarana, memasuki dunia globalisasi dengan pesatnya teknologi dan luasnya informasi menuntut dunia konseling untuk menyesuaikan dengan lingkungannya agar memenuhi kebutuhan masyarakat luas.
Oleh karenanya sekarang ini sedang berkembang apa yang dinamakan cyber-counseling. Pada hakikatnya penggunaan cyber-counseling merupakan salah satu pemanfaatan IT dalam dunia bimbingan dan konseling. Strategi layanan konseling yang harus diperhatikan dalam pelayanan konseling pada era globalisasi yaitu penggunaan teknologi informasi dan komunikasi, dan pendekatan lintas budaya. Berkaitan dengan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (ICT) perlu dikolaborasikan dengan bimbingan dan konseling.
Penggunaan ICT dalam konseling mengarah pada pengembangan media konseling. Selain dapat dilakukan melalui tatap muka, konseling dapat dilakukan secara jarak jauh. Beberapa diantaranya sebagai berikut.
a.       Konseling melalui telepon
b.      Konseling melalui video-phone
c.       Konseling melalui radio atau televise
d.      Konseling berbantuan computer
e.       Konseling melalui internet
f.       Konseling melalui surat magnetik (disket ke disket)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar