Oleh Alfian Hendra Kusuma
11.0301.0057
A. Bimbingan
dan Konseling Pribadi
1. Pengertian
bimbingan dan konseling pribadi
Menurut
Sukardi (2008: 53) dalam bidang bimbingan pribadi, pelayanan bimbingan dan
konseling di SMP, SMA/SMK membantu siswa menemukan dan mengembangkan pribadi
yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mantap dan mandiri serta
sehat jasmani dan rohani. Sejalan dengan pendapat di atas menurut Tohirin
(2007: 123-124) bimbingan pribadi adalah jenis bimbingan yang membantu siswa
dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah pribadinya. Masalah atau
problem siswa yang berlarut-larut akan mengakibatkan frustasi dan neurosis.
Masalah timbul karena siswa merasa kurang berhasil dalam menghadapi dan
menyesuaikan dirinya sendiri.
Jadi
bidang pengembangan kehidupan pribadi, yaitu bidang pelayanan bimbingan dan
konseling yang membantu peserta didik dalam menilai dan mengembangkan
kecakapan, minat, bakat, dan karakteristik kepribadian diri sendiri untuk
mengembangkan diri sendiri secara realistik.
2. Tujuan
bimbingan dan konseling pribadi
Berdasarkan
dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa bimbingan pribadi bertujuan
membantu individu agar bisa memecahkan masalah-masalah pribadi yang muncul
dalam diri individu. Tujuan umum bimbingan pribadi adalah membantu memandirikan
individu dalam hidupnya dan mengembangkan potensi-potensi mereka secara
optimal. Tujuan umum ini diarahkan pada pengenalan diri sendiri dan lingkungan.
Tujuan-tujuan tersebut secara lebih khusus lagi dapat dirumuskan dalam bentuk
berbagai kompetensi yang perlu dimiliki bagi keefektifan kehidupan individu
sehari-hari, termasuk kompetensi dalam mengantisipasi, menangani dan memecahkan
suatu masalah.
Dalam
hal ini Prayitno (2006: 23) menjelaskan bahwa tujuan bimbingan pribadi
dimaksudkan siswa dapat mengenal kekuatan dan kelemahan yang ada pada dirinya
sendiri serta menerimanya secara positif dan dinamis sebagai modal untuk
mengenal lingkungannya dan merancanakan masa depannya. Pengenalan siswa
terhadap lingkungannya dapat diartikan bahwa siswa dapat mengenal secara
objektif lingkungannya, baik sosial dan ekonomi, lingkungan budaya yang sarat
dengan nilai dan norma, maupun lingkungan fisik, dan menerima berbagai kondisi
lingkungan tersebut secara positif dan dinamis. Pengenalan lingkungan ini
meliputi lingkungan rumah, sekolah, alam dan masyarakat sekitarnya, dengan
tujuan agar menunjang proses penyesuaian diri siswa dengan lingkungannya, serta
dapat memanfaatkan sebesar-besarnya untuk pengembangan diri secara mantap dan
berkelanjutan.
Dengan
bimbingan pribadi dan pengenalan lingkungan tersebut, dimaksudkan agar siswa
mampu bersikap disiplin dan bisa bertanggung jawab dengan masa depannya
sendiri, baik yang menyangkut bidang pendidikan, bidang karir, maupun bidang
kehidupan berbudaya, keluarga, dan kemasyarakatan. Secara lebih rinci syamsu
yusuf (2009: 53-54) menyatakan bahwa bimbingan pribadi bertujuan membantu siswa
agar mampu mengembangkan kompetensinya sebagai berikut:
a. Memiliki
komitmen untuk mengamalkan nilai keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha
Esa, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, pergaulan dengan teman sebaya,
sekolah, tempat kerja maupun masyarakat pada umumnya.
b. Memiliki
pemahaman tentang irama kehidupan antara yang menyenangkan dan yang tidak
menyenangkan, dan mampu meresponnya secara positif dan bersikap bersyukur dan
bersabar.
c. Memiliki
pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif, baik tentang
keunggulan dan kelemahan maupun psikis dan fisik.
d. Memiliki
sikap positif dan respek terhadap diri sendiri (tidak merasa rendah diri.
e. Memiliki
pemahaman tentang potensi diri dan kemampuan untuk mengembangkannya secara
produktif dan melalui cara yang kreatif.
f. Memiliki
kemampuan untuk melakukan secara sehat, atau pengambilan keputusan secara
mandiri sesuai dengan nilai agama, etika dan nilai budaya.
g. Memiliki
kemampuan untuk merawat dan memelihara diri, sehingga
menampilkan performanceyang menarik.
h. Memiliki
kemampuan untuk mengelola stress.
i.
Memiliki sikap optimis dalam menghadapi
kehidupan dan masa depan.
3. Aspek-aspek
bimbingan dan konseling pribadi
Dalam
bidang bimbingan pribadi , pelayanan bimbingan dan konseling membantu siswa
menemukan dan mengembangkan pribadi yang beriman dan bertakwa terhadap tuhan
yang maha esa, mantap, mandiri, serta sehat jasmani dan rohani. Bidang ini
dirincikan sebagai berikut:
a. Pengembangan
sikap dan wawasan pribadi terhadap melalui sikap dan kebiasaan yang menunjukkan
ketakwaan terhadap tuhan yang maha esa
b. Pemantapan
pemahaman tentang kekuatan diri dan pengembangannya untuk kegiatan yang kreatif
dan produktif baik dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk peranannya di
tengah masyarakat.
c. Pemantapan
pemahaman tentang bakat dan minat yang dimiliki individu tersebut dan bagaimana
cara konselor untuk menyalurkan bakat anak tersebut agar tidak salah
tersalurkan.
d. Pemantapan
tentang bagaimana anak tersebut memahami kekurangan dirinya dan bagaimana ia
dapat mengatasi kekurangan dirinya.
e. Pemantapan
kemampuan pengambilan keputusan bagi peserta didik.
f. Pemantapan
dalam menjalankan pilihan hidup.
4. Bentuk
bimbingan dan konseling pribadi
Bidang
BK pribadi ini notabene harus tetap diberikan kepada seluruh siswa, baik siswa
yang bermasalah atau tidak. Bentuk-bentuk Bimbingan pribadi sebagaimana
dijelaskan oleh Tohirin (2007: 125-126), ada beberapa macam bentuk layanan
bimbingan pribadi, yaitu :
a.
Layanan informasi. Informasi tentang
tahap-tahap perkembangan dapat mencakup perkembangan : fisik, motorik, bicara, emosi, sosial, penyesuaian
sosial, bermain, kreativitas, pengertian, moral, seks, dan perkembangan
kepribadian. Sedangkan informasi tentang keadaan masyarakat dewasa ini dapat
mencakup informasi tentang ciri-ciri
masyarakat maju, makna ilmu pengetahuan, dan pentingnya IPTEK bagi kehidupan.
b. Pengumpulan data.
Data yang dikumpulkan berkenaan dengan layanan bimbingan
pribadi dapat mencakup identitas individu seperti nama lengkap,
nama panggilan, jenis kelamin, tempat tanggal lahir, agama, alamat, bahasa
daerah, anak ke, orang tua dan lain-lain, kejasmanian dan
kesehatan, riwayat pendidikan, prestasi, bakat, minat, dan
lain-lain.
c. Orientasi.
Layanan orientasi bidang pengembangan pribadi mencakup : suasana, lembaga dan
obyek pengembangan pribadi seperti lembaga pengembangan bakat, pusat kebugaran
dan latihan pengembangan kemampuan diri, tempat rekreasi, dan lain sebagainya.
5. Materi
dan pokok-pokok bimbingan dan konseling pribadi
Materi
dan pokok-pokok yang terkandung dalam bidang bimbingan pribadi menurut
Mugiarso, dkk (2004: 52) adalah sebagai berikut.
a. Pemantapan
sikap-sikap kebiasaan serta pengembangan wawasan dalam beriman dan bertakwa terhadap
Tuhan Yang Maha Esa,
b. Pemantapan
pemahaman tentang kekuatan diri dari pengembangan untuk kegiatan yang kreatif
dan produktif baik dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk perannya di masa
depan,
c. Pemantapan
pemahaman tentang bakat dan minat pribadi serta penyaluran dan pengembangan
melalui kegiatan yang kreatif dan produktif,
d. Pemantapan
pemahaman tentang kelemahan diri dan usaha penanggulangannya,
e. Pemantapan
kemampuan mengambil keputusan,
f. Pemantapan
kemampuan mengarahkan diri sesuai dengan keputusan yang telah diambilnya,
g. Pemantapan
dalam perencanaan dan penyelenggaraan hidup sehat, baik secara rohaniah maupun
jasmaniah.
Menurut
Ma’mur Asmani (2010: 112-113) bimbingan pribadi ini dapat dirinci menjadi
pokok-pokok berikut:
a. Pemantapan
sikap dan kebiasaan serta pengembangan wawasan dalam beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa,
b. Pemantapan
pemahaman tentang kekuatan diri dan pengembangan untuk kegiatan-kegiatan yang
kreatif dan produktif, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun peranannya di
masa depan,
c. Pemantapan
pemahaman tentang kelemahan diri dan usaha penanggulangannya,
d. Pemantapan
kemampuan dalam mengambil keputusan,
e. Pemantapan
kemampuan mengarahkan diri sesuai dengan keputusan yang diambilnya,
f. Pemantapan
kemampuan berkomunikasi, baik melalui lisan maupun tulisan secara efektif, dan
g. Pemantapan
kemampuan menerima dan menyampaikan pendapat serta berargumentasi secara
dinamis, kreatif dan produktif.
Dari
pendapat di atas dapat disimpulkan materi dan pokok-pokok bimbingan pribadi
yaitu tentang pemantapan sikap tentang ketaqwaan, pemantapan sikap
tentang kekuatan diri yang produktif, pemahaman tentang kelamahan diri dan
penanggulangannya, kemampuan pengambilan keputusan, kemampuan mengarahkan diri
dan pemantapan dalam perencanaan dan penyelenggaraan hidup sehat, baik secara
rohaniah maupun jasmaniah.
Pokok-pokok
dalam bimbingan pribadi sebagai berikut:
a. Penanaman
dan pemantapan sikap dan kebiasaan serta pengembangan wawasan dalam beriman dan
bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa
b. Penanaman
dan pemantapan pemahaman tentang kekuatan diri dan pengembangannya untuk
kegiatan-kegiatan yang kreatif dan produktif, baik dalam kehidupan sehari-hari
maupun untuk peranan dimasa depan
c. Pengenalan
dan pemantapan pemahaman tentang bakat dan minat pribadi serta penyaluran dan
pengembangannya melalui kegiatan kegiatan yang kreatif dan produktif;
d. Pengenalan
dan pemantapan pemahaman tentang kelemahan diri dan usaha-usaha
penanggulangannya
e. Pemantapan
kemampuan mengambil keputusan
f. Pengembangan
kemampuan mengarahkan diri sesuai dengan keputusan yang telah diambilnya
g. Pemantapan
dalam perencanaan dan penyelenggaaraan hidup sehat, baik secara rohaniah maupun
jasmaniah.
Secara
lebih rinci pokok-pokok materi bidang layanan Bimbingan dan konseling pribadi
untuk jenjang SD, SMP, SMA di bedakan sebagai berikut:
a. Bidang
Bimbingan Pribadi: Sekolah Dasar
1) Penanaman
sikap dan kebiasaan dalam beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2) Pengenalan
dan pemahaman tentang kekuatan diri sendiri dan penyalurannya untuk
kegiatan-kegiatan yang kreatif dan produktif, baik dalam kehidupan sehari-hari
di sekolah, maupun perannya di masa depan.
3) Pengenalan
dan pemahaman tentang bakat dan minat pribadi serta penyaluran dan
pengembangannya melalui kegiatan-kegiatan yang kreatif dan produktif.
4) Pengenalan
dan pemahaman tentang kelemahan diri sendiri dan usaha-usaha penanggulangannya.
5) Pengembangan
kemampuan pengambilan keputusan sederhana dan mengarahkan diri.
6) Perencanaan
serta penyelenggaraan hidup sehat.
b. Bidang
Bimbingan Pribadi: Sekolah Menengah Pertama
1) Pemantapan
kebiasaan dan pengembangan sikap dalam beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.
2) Pemahaman
kekuatan diri dan arah pengembangannya melalui kegiatan yang kreatif dan
produktif baik dalam kehidupan sehari-hari di sekolah, di masyarakat maupun
untuk perannya di masa depan.
3) Pemahaman
bakat dan minat pribadi, serta penyaluran dan pengembangannya melalui kegiatan
yang kreatif dan produktif.
4) Pengenalan
kelemahan diri dan upaya penanggulangannya.
5) Pemahaman
dan pengamalan hidup sehat.
c. Bidang
Bimbingan Pribadi: Sekolah Lanjutan Tingkat Atas
1) Pemantapan
sikap dan kebiasaan serta pengembangan wawasan dalam beriman dan bertaqwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2) Pemantapan
pemahaman tentang kekuatan diri dan pengembangannya untuk kegiatan-kegiatan
yang kreatif dan produktif, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk
perannya di masa depan.
3) Pemantapan
pemahaman tentang bakat dan minat pribadi serta penyaluran dan pengembangannya
melalui kegiatan-kegiatan yang kreatif dan produktif.
4) Pemantapam
pemahaman tentang kelemahan diri dan usaha-usaha penanggulangannya.
5) Pemantapan
kemampuan mengambil keputusan.
6) Pengembangan
kemampuan mengarahkan diri sesuai dengan keputusan yang telah diambilnya.
7) Pemantapan
dalam perencanaan dan penyelenggaraan hidup sehat, baik secara rohaniah maupun
jasmaniah.
6. Pelaksanaan
bimbingan dan konseling pribadi
Layanan
bimbingan dan konseling dapat dilaksanakan dalam beberapa cara, tergantung
kepada sifat permasalahannya, jumlah siswa, kesiapan tenaga pembimbing,
tersedianya waktu dan tempat. Berdasarkan pedoman pelayanan bimbingan dan
konseling (Sarono, 2008) bentuk kegiatan layanan bimbingan pribadi
meliputi:
a. Dengan
cara individual, yaitu bentuk layanan bimbingan pribadi yang melayani peserta
didik secara perorangan.
b. Dengan
cara kelompok, yaitu bentuk layanan bimbingan pribadi yang melayani sejumlah
peserta didik melalui suasana dinamika kelompok.
c. Dengan
cara klasikal, yaitu bentuk layanan bimbingan pribadi yang melayani sejumlah
peserta didik dalam satu kelas.
d. Dengan
cara lapangan, yaitu bentuk layanan bimbingan pribadi yang melayani seorang
atau sejumlah peserta didik melalui kegiatan di luar kelas atau lapangan.
e. Dengan
cara pendekatan khusus, yaitu bentuk layanan bimbingan pribadi yang melayani
kepentingan peserta didik melalui pendekatan kepada pihak-pihak yang dapat
memberikan kemudahan.
Dalam
pelaksanaan layanan bimbingan pribadi di sekolah, perlu dirancang program
bimbingan yang akan dijadikan acuan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling
di sekolah tersebut. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan
bimbingan pribadi bertujuan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah
pribadinya dengan menggunakan berbagai cara sesuai dengan rancangan program
bimbingan dan konseling yang dijadikan acuan pelaksanaan layanan bimbingan dan
konseling di sekolah tersebut.
B. Teknologi
Informasi
Teknologi informasi adalah seperangkat
alat yang membantu anda bekerja dengan informasi dan melakukan tugas-tugas yang
berhubungan pemrosesan tertentu (Haag dan Keen, 1996). Teknologi informasi
tidak hanya sebatas pada teknologi komputer (perangkat keras dan perangkat
lunak) yang digunakan untuk memproses dan menyimpan informasi, melainkan juga
mencakup teknologi komunikasi untuk mengirimkan informasi (Martin, 1999). Teknologi
informasi adalah teknologi yang menggabungkan komputasi (komputer) dengan jalur
komunikasi berkecepatan tinggi yang membawa data, suara, dan video (Williams
dan Sawyer, 2003).
Dari ketiga pengertian di atas, maka
pengertian teknologi informasi dapat disimpulkan bahwa teknologi informasi
adalah gabungan antara teknologi komputer dan teknologi telekomunikasi yang
memberikan informasi yang dibutuhkan oleh individu (brainware).
C. TI
dalam BK Pribadi
Sebagai salah satu profesi yang
memberikan layanan sosial atau layanan kemanusiaan maka secara sadar atau tidak
keberadaan profesi bimbingan konseling berhadapan dengan perubahan realitas
baik yang menyangkut perubahan-perubahan pemikiran, persepsi, demikian juga
nilai-nilai. Perubahan yang terus menerus terjadi dalam kehidupan, mendorong
konselor perlu mengembangkan awareness, pemahaman, dan penerapannya dalam
perilaku serta keinginan untuk belajar, dengan diikuti kemampuan untuk membantu
siswa memenuhi kebutuhan yang serupa.
Konselor akan menjadi agen perubahan
serta pembelajar yang bersifat kontinyu. Layanan Bimbingan dan Konseling
menjadi sangat penting karena langsung berhubungan langsung dengan siswa.
Hubungan ini tentunya akan semakin berkembang pada hubungan siswa dengan siswa
lain, guru dan karyawan, orang tua / keluarga, dan teman-teman lain di rumah.
Selanjutnya bagaimana pengaruhnya dengan pembelajarannya di sekolah,
sosialisasi dengan teman, saudara baik di sekolah dan di rumah. Dan tentu saja
dengan prestasinya di bidang akademik dan non akademik.
Berarti layanan bimbingan dan konseling
harus didukung sistem yang baik sehingga. Layanan ini bisa dilaksanakan dengan
lebih komprehensif. Dukungan layanan ini dapat diperoleh dari tersedianya data
yang akurat yang sepertinya untuk saat ini sangat tepat apabila data tersebut
didapatkan dari system komputasi. Agar bisa bertahan dan diterima oleh
masyarakat, maka bimbingan dan konseling harus dapat disajikan dalam bentuk
yang efisien dan efektif yatiu dengan menggunakan ICT atau dengan kata lain
harus melibatkan teknologi informasi, khususnya teknologi informasi dalam
bimbingan dan konseling.
Dunia teknologi telah merajai dunia,
siapa yang menguasai teknologi maka ia menguasai dunia. Nampaknya juga BK harus
mensinergiskan dengan teknologi yang sedang berkembang. Pesatnya komputer dan
penyebarannya ternyata tidak berbanding lurus dengan perkembangan dunia
konseling. Berbagai masalah dan tantangan dalam menggunakan ICT dalam dunia
konseling dapat dikemukakan oleh pendapatnya Rahardjo (2000), Hardhono (2002)
dalam (Nurhudaya : 2005) antara lain :
a. Keragamaan
teknologi
b. Kurang
mampu membeli ICT
c. Kurang
kesadaran akan ketepatan penggunaan ICT
d. Informasi
yang kurang komperhensif
e. Terlalu
terikat dengan menu pokok
f. Keamanan
g. Kolaborasi.
Kompetensi yang dimiliki konselor
sekolah dalam menghadapi dunia teknologi nampaknya masih jauh. Hal ini dapat
berakibat menjadi kultur shock antara teknologi dan kemapuan teknologi. Oleh
karenanya konselor harus memiliki skill yang siap menghadapi konseli di dunia
ICT ini.
Salah satu imbas teknologi informasi
dalam BK diantaranya pada penyelenggaraan dukungan sistem. Dukungan sistem
dapat berupa sarana-prasarana, sistem pendidikan, sistem pengajaran, visi-misi
sekolah dan lain sebagainya. Berbicara sarana-prasarana, memasuki dunia
globalisasi dengan pesatnya teknologi dan luasnya informasi menuntut dunia
konseling untuk menyesuaikan dengan lingkungannya agar memenuhi kebutuhan
masyarakat luas.
Oleh karenanya sekarang ini sedang
berkembang apa yang dinamakan cyber-counseling. Pada hakikatnya penggunaan
cyber-counseling merupakan salah satu pemanfaatan IT dalam dunia bimbingan dan
konseling. Strategi layanan konseling yang harus diperhatikan dalam pelayanan
konseling pada era globalisasi yaitu penggunaan teknologi informasi dan
komunikasi, dan pendekatan lintas budaya. Berkaitan dengan penggunaan teknologi
informasi dan komunikasi (ICT) perlu dikolaborasikan dengan bimbingan dan
konseling.
Penggunaan ICT dalam konseling mengarah
pada pengembangan media konseling. Selain dapat dilakukan melalui tatap muka,
konseling dapat dilakukan secara jarak jauh. Beberapa diantaranya sebagai berikut.
a. Konseling
melalui telepon
b. Konseling
melalui video-phone
c. Konseling
melalui radio atau televise
d. Konseling
berbantuan computer
e. Konseling
melalui internet
f. Konseling
melalui surat magnetik (disket ke disket)